Presiden Sudan Umar al-Bashir, dan pemimpin Partai Kongres Nasional (NCP) telah menegaskan komitmennya saat ini untuk mempertahankan peraturan yang berdasarkan perundang-undangan Islam di negara tersebut dan menolak seruan agar Sudan menjadi negara sekuler.
Presiden incumben Umar Al-Bashir menyatakan hal tersebut dalam kampanye untuk pemilihan dirinya kembali - ia berbicara didepan para ulama dan pemimpin dari anggota persaudaraan Islam di Khartoum hari Sabtu yang lalu (6/3).
Masalah hukum Syari'ah diangkat sebagai tema kampanye Umar Al-Bashir yang akan melawan calon dari SPLM, Yasir Arman yang menyatakan akan membatalkan hukum Islam di Sudan dalam rangka menjaga persatuan Sudan.
Penasehat presiden Shalah Ghas pada Sabtu lalu dalam sebuah pidato di Al Suki sebelah utara Sudan, dalam pidatonya tersebut ia menyerang partai-partai oposisi yang mengatakan bahwa mereka setuju di Juba bahwa hukum Islam akan dihapuskan disana. Dirinya juga menuduh, kelompok oposisi Sudan menggunakan ajang pemilu untuk mengkampanyekan sebuah negara sekuler baru.
Partai NCP yang berkoalisi dengan presiden Sudan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap hukum-hukum Islam dan pemberdayaan agama Islam di negara itu. Mereka mencela atas usul beberapa partai politik yang menyerukan pembentukan negara sekuler dan penghapusan undang-undang Islam.
Bashir lebih lanjut meminta para ulama, da'i dan pemimpin dari persaudaraan sufi untuk mempertahankan bangsa dan agama Islam di Sudan dengan menyebarkan prinsip-prinsip Islam dan ajarannya di kalangan umat Islam.
Baru-baru ini Yasir Arman dari SPLM membantah tuduhan dari partai NCP yang menyatakan bahwa dirinya menyerukan untuk membuka bar dan rumah-rumah pelacuran, ia juga mengatakan bahwa partai yang berkuasa di Sudan telah menggunakan agama untuk kepentingan politik, namun mereka sendiri tidak menerapkannya. (fq/iina)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan