Ahad, 4 April 2010

Muslim di Wollongong (2)

Selain masjid Abubakar, ada lagi masjid yang berada di Wollongong yang digunakan masyarakat muslim Indonesia untuk berinteraksi dengan masyarakat muslim dari berbagai Negara yang berada di Wollongong, yaitu Omar Mosque atau Masjid Omar.

Masjid ini terletak di Folley Street, yaitu sekitar 5 kilometer sebelah barat pusat kota Wollongong. Sebelum menjadi masjid, tempat ini dulunya adalah gereja yang telah ditinggalkan oleh umatnya.

Semakin bertambahnya jumlah umat muslim di Wollongong serta kekosongan gereja itu akhirnya membuat umat Islam Wollongong mempunyai inisiatif untuk berswadaya mengumpulkan uang dan membeli gereja tersebut untuk dijadikannya sebuah masjid. Dengan mengumpulkan sumbangan dari masyarakat muslim di Wollongong dan pertolongan dari Alloh SWT, maka terkumpullah uang tersebut.

Lalu “Allohuakbar” berubahlah sebuah gereja menjadi sebuah masjid. Masyarakat muslim di Wollongong (termasuk muslim Indonesia) banyak yang melaksanakan sholat 5 waktu dimasiid ini. Bahkan beberapa pelajar yang tinggal didekat kampus UoW juga pergi ke Omar Mosque ini untuk melaksanakan sholat berjamaah 5 waktu.

Karena jarak yang agak jauh, maka banyak diantara mereka yang berangkat dan pulang dari Omar Mosque ini dengan menaiki sepeda secara bersama-sama. Indah sekali bila dipandang, bahkan penduduk Australiapun juga terheran-heran dengan Aktivitas masyarakat muslim di Wollongong ini. Karena jangankan pergi ke tempat ibadah setiap hari, dalam satu bulanpun mereka yang melakukannya dapat dihitung dengan hitungan jari.


Menapak senja dengan bersepeda ke Omar Mosque untuk sholat maghrib berjamaah.

Indah sekali bila terlihat, serasa ada “Kekuatan” yang maha dahsyat yang membakar semangat mereka untuk pergi sholat berjamaah ke masjid. Meskipun terkadang lemparan telur, botol, soda, bir maupun ejekan-ejekan dari masyarakat setempat ditujukan ke mereka. Kurang begitu jelas apakah gangguan itu cuma sekedar iseng ataupun mereka memang melakukan ini disebabkan mereka benar-benar membenci agama.

Karena kenyataannya memang kebanyakan dari penduduk lokal di Wollongong tidak mempercayai adanya Tuhan, sehingga dibeberapa tempat umum dan kampus banyak coretan-coretan kalimat yang berisi ajakan untuk “menikmati hidup” dan melupakan aturan-aturan agama. Tetapi hal tersebut tidak mengurangi semangat para umat muslim Wollongong untuk melaksanakan ibadah di Masjid. “Alloohuakbar”, mungkin itulah kalimat yang telah merasuk dijiwa mereka. Gambaran akan Kemahabesaran Alloh SWT, serta Keyakinan akan pertolonganNya tumbuh subur dihati mereka, sehingga mereka yakin bahwa tak selembar daunpun akan gugur kebumi tanpa seizin Alloh SWT.



Para “Indonesian Bikers” dan syekh Abdurrahman di depan Omar Mosque.

Suasana haru juga kerap terlihat di Omar mosque ini ketika ada penduduk Australia yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk yang pertama kalinya, derai suara takbir dan pujian kepada Alloh SWT terdengar jelas terpancar dari Qalbu yang paling dalam dari setiap jamaah yang hadir. Tak jarang beberapa diantara mereka bercucuran air mata.

Terlihat sangat jelas bahwa tidak hanya mata mereka yang menangis bahagia, tetapi juga hati tulus mereka. Seakan hal itu merupakan pemandangan terindah yang pernah mereka temui. Ekspresi mereka yang menggambarkan kebahagiaan yang luar biasa ini juga dikarenakan mereka tlah mempunyai “saudara baru” dari penduduk lokal, sehingga hal ini akan sangat membantu syiar Islam di bumi Australia ini.

Ucapan selamat dan dekapan hangat tak henti-hentinya diberikan oleh saudara sesama muslim yang hadir pada saat itu. Hal ini pula yang membuat mereka semakin bersemangat untuk terus beribadah kepada Alloh SWT. Inilah suasana yang sangat mengharukan sekaligus membahagiakan, karena telah nampak “kemenangan” Agama Alloh SWT, di bumi Australia ini.


Suasana pengajian di Omar Mosque,yang biasa dilakukan setelah sholat isya’.

Tak jarang pula beberapa umat non muslim datang ke masjid untuk melihat secara langsung cara muslim beribadah didalam masjid. Tak ayal Syekh Abdurrahman (Imam Masjid Omar) yang berketurunan dari Mesir dan para jamaah yang lain menyambut dengan hangat kedatangan dan keingintahuan mereka. (Bersambung)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan