Selasa, 19 Januari 2010

Firman Allah swt :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ


Artinya : “Ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al Baqoroh : 30)

Tentang ungkapan malaikat “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah…” terdapat beberapa penjelasan menurut para ulama :

1. Sesungguhnya malaikat mengatakan hal demikian setelah adanya pemberitahuan dari Allah swt kepada mereka tentang tabiat dari anak cucu Adam as yang suka membuat kerusakan di bumi dan juga menumpahkan darah. Hal ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Ibnu Juraih, Ibnu Zaid dan lainnya sebagaimana dinukil oleh al Qurthubi dan Ibnu Katsir dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud bahwa Allah swt berfirman kepada para malaikat,”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.” Mereka (para malaikat) berkata,”Wahai Tuhan kami, bagaimana khalifah itu?” Allah berfirman,”Ia akan mempunyai keturunan yang membuat kerusakan di bumi, saling mendengki dan sebagian mereka membunuh sebagian yang lain.”

Qatadah mengatakan,”Allah swt memberitahu mereka (para malaikat) bahwa jika di bumi terdapat makhluk yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah di atasnya karena itulah mereka bertanya,’Apakah Engkau akan menjadikan di bumi itu orang-orang yang akan membuat kerusakan di sana?’

2. Bahwa tatkala malaikat mendengar kata-kata “khalifah” mereka memahami bahwa dikalangan anak-anak Adam ada orang-orang yang membuat kerusakan karena khalifah yang dimaksudkan itu adalah orang yang membuat kebaikan dan meninggalkan kerusakan dan memisahkan antara orang-orang yang berlaku zhalim terhadap sesama mereka dan mencegah mereka dari perbuatan yang diharamkan dan dosa.

3. Apa yang dinukil oleh al Qurthubi dan yang lainnya bahwa malaikat telah menyaksikan dan mengetahui kerusakan yang dibuat oleh jin dan juga penumpahan darah oleh mereka. Hal itu karena dahulu kala bumi didiami oleh jin sebelum diciptakan Adam lalu mereka (para jin) itu membuat kerusakan dan menumpahkan darah. Kemudian Allah swt mengutus iblis dan yang bersamanya sehingga mengusir mereka ke pulau-pulau di lautan dan puncak-puncak gunung kemudian Allah menciptakan Adam dan menjadikannya tinggal di bumi, demikianlah riwayat dari Ibnu Abbas dan Abul Aliyah.

Perlu diketahui bahwa perkataan malaikat itu bukanlah bentuk penolakan terhadap Allah swt akan tetapi—sebagaimana disebutkan Ibnu Katsir—hanyalah sebatas pertanyaan yang meminta diberitahu dan disingkapkan tentang hikmah darinya. Mereka mengatakan,”Wahai Tuhan kami apakah hikmah dalam penciptaan mereka (manusia) padahal diantara mereka ada orang-orang yang suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi. Dan jika yang diinginkan hanyalah beribadah kepada-Mu maka sesungguhnya kami telah bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu dan tidak satu pun dari kami yang keluar darinya lalu apakah telah terjadi kekurangan terhadap kami?”

Allah berfirman memberikan jawaban terhadap pertanyaan mereka,”Sesungguhnya Aku lebih mengetahui tentang apa-apa yang kamu tidak ketahui.” Maksudnya : Lebih mengetahui maslahat terbaik didalam penciptaan jenis ini (manusia) daripada berbagai kerusakan yang kalian sebutkan itu yang kalian tidaklah mengetahuinya. Sesungguhnya Aku menjadikan diantara mereka para nabi dan Aku mengutus diantara mereka para rasul. Ada diantara mereka orang-orang yang shiddiq, syuhada, shaleh, ahli ibadah, zuhud, para wali, orang-orang baik, orang-orang yang senantiasa mendekatkan dirinya, para ulama, suka beramal, khusyu kepada-Nya, mencintai-Nya dan mengikuti para Rasul-Nya. (www.islamonline.net)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan